Seribu Ilmu: Buku dan Jurnal Lingkungan
News Update
Loading...
Showing posts with label Buku dan Jurnal Lingkungan. Show all posts
Showing posts with label Buku dan Jurnal Lingkungan. Show all posts

Monday, April 20, 2020

Lingkungan dan Globalisasi: Relasi yang Problematik (?) Studi Kasus Peningkatan Sampah Impor Indonesia Pasca National Sword Policy China Tahun 20018

Lingkungan dan Globalisasi: Relasi yang Problematik (?) Studi Kasus Peningkatan Sampah Impor Indonesia Pasca National Sword Policy China Tahun 20018




Lingkungan dan Globalisasi: Relasi yang Problematik (?)
Studi Kasus Peningkatan Sampah Impor Indonesia Pasca
National Sword Policy China Tahun 20018


Yusril Ihza Ali

Mahasiswa Program Sarjana Hubungan Internasional
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

email: yusrilihzazaemon@gmail.com


Abstract
Environmental problems caused by garbage are getting worse. However, this was even worse when China created a policy entitled National Sword Policy in 2018. One of the effects of this policy was an increase in imported waste in Indonesia due to diversion of garbage from exporting countries, which make the government of Indonesia changed its foreign policy related to imported waste. In this study, the author is interested in examining what is the best kind of regulation to support both human activites and the nature itself. The author also analyzed what are the factors that makes the government of Indonesia makes such change to the Indonesia’s policy regarding waste import. The research method that will be used by the author is a qualitative-descriptive method, in order to be able to provide a systematic picture of the process of changing a country's foreign policy, based on the theory of foreign policy change.

Keywords: waste, import, regulation, foreign policy, National Sword



Monday, January 20, 2020

Pengaruh Perilaku Masyarakat Yang Bermukim Di Kawasan Bantaran Sungai Terhadap  Penurunan Kualitas Air Sungai Karang Anyar Kota Tarakan

Pengaruh Perilaku Masyarakat Yang Bermukim Di Kawasan Bantaran Sungai Terhadap Penurunan Kualitas Air Sungai Karang Anyar Kota Tarakan

Ira Puspita, Linda Ibrahim dan Djoko Hartono
Program Magister Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia
Jl Salemba Raya No.4, Jakarta 10430.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
Jl Prof Dr. Selo Soemardjan Depok 16424.
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Jl Prof Dr. Selo Soemardjan Depok 16424.
*Penulis korespondensi. Tel: 085216160887. Email: irapuspita1979@yahoo.com.

Abstrak

Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Tarakan menyatakan bahwa kualitas air Sungai Karang Anyar Kota Tarakan yaitu parameter COD, amoniak dan TSS tahun 2010-2013 melebihi baku mutu. Penurunan kualitas air tersebut disebabkan oleh perilaku masyarakat yang bermukim di kawasan bantaran sungai. Pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan gabungan metode kualitatif dan kuantitatif. 

Metode kuantitatif antara lain digunakan untuk teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan menghitung status mutu air Sungai Karang Anyar menggunakan metode Indeks Pencemaran. Metode kualitatif antara lain digunakan untuk observasi, wawancara mendalam kepada swasta dan tokoh masyarakat.

Hasil penelitian yaitu perilaku masyarakat yang membuang air limbah domestik langsung ke sungai mempengaruhi parameter COD melebihi baku mutu karena air limbah yang dibuang terdapat busa sabun berasal dari buangan air cucian. Air limbah domestik yang dibuang langsung ke sungai berasal dari sisa memasak sehingga diduga menyebabkan amoniak juga melebihi baku mutu.

Perilaku masyarakat yang tidak mengolah kotoran ayam dapat mempengaruhi parameter amoniak melebihi baku mutu karena kotoran ayam membusuk dan mengalir ke sungai. Perilaku masyarakat yang mengambil tanah dari bukit/gunung tidak mempengaruhi parameter TSS karena dipengaruhi mengambil tanah dari bukit/gunung dilakukan pada curah hujan menurun/kemarau. Perilaku masyarakat yang menambang pasir di sungai mempengaruhi parameter amoniak melebihi baku mutu karena air limbah domestik yang organik dan kotoran ayam membusuk yang telah tertimbun lama di dasar sungai akan terangkat.

Perilaku masyarakat yang menambang pasir di sungai tidak mempengaruhi parameter TSS karena kegiatan menambang pasir tidak dilakukan setiap hari dan bergantung pada curah hujan. Sebagai kesimpulan adalah tidak semua perilaku masyarakat yang bermukim dan berkegiatan di kawasan bantaran sungai mengakibatkan penurunan kualitas air sungai.

Kata kunci: bantaran sungai, kualitas air sungai, limbah cair, limbah domestik, parameter dan perilaku masyarakat.


Sunday, January 19, 2020

Membangun Budaya Dalam Mengelola Sampah Plastik

Membangun Budaya Dalam Mengelola Sampah Plastik


Pada tanggal 21 februari 2005 TPA Leuwigajah Bandung mengalami musibah yang sangat mengerikan dikarenakan tumpukan sampah setinggi 20 meter, mengalami longsor yang menimpa 137 rumah dan 143 meninggal dunia. Musibah ini tentu membuat pemerintah Indonesia sadar bahwa pengelolaan sampah di Indonesia terkhusus di kota besar sangatlah kurang sehingga menyebabkan tumpukan sampah yang sangat tinggi. Ditambah penduduk diperkotaan yang semakin tahun meninggkat sehingga konsumsi terhadap hal apapun yang menghasilkan limbah terutama sampah palstik meningkat.

Pemerintah Indonesia selalu berfokus bagaimana untuk megelola sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) namun tidak melihat dari berbagai sudut pandang lain, mulai dari kebudayaan konsumerism hingga meningkatnya jumlah penduduk. Permasalah sampah memang menimbulkan banyak permasalahan terutama sampah plastik yang susah untuk didaur ulang. Namun disisi lain memberikan dampak positif bagi sebagian masayarat kecil yang memiliki profesi sebagai pemulung, salah satunya masyarakat Desa Bangun, Mojokerto Jawa Timur.

Perusahaan pabrik tahu di Desa Tropodo yang berjarak kurang lebih 4 Km, menggunakan sampah plastik sebagai tenaga alternative. Hal ini tentu menguntungkan pihak perusahaan namun tidak bagi lingkungan. Akibat dari pembakaran sampah plastik ini menyebabkan udara di sekitar pabrik mengalami pencemaran lingkungan.

Untuk mengatasi sampah terutama sampah plastik membutuhkan kerjasama dari berbagai kalangan terutama pemerintah dan masayarakat. Untuk dapat mengurangi, mengelola dan memperbaruhi sampah plastik. Berbagai pendekatan harus dilakukan dengan berbagai cara mulai dari pendidikan, kebudayaan dan fasilitas untuk mengelola sampah.

Pengelolaan sampah plastik di Indonesia masih sangat kurang baik. Sekitar 90% kabupaten/kota di Indonesia masih menggunakan sistem open dumping atau dibakar. Sistem seperti ini memiliki kekurangan diantaranya meluasnya kawasan TPA dan pencemaran udara.

Sebagus apapu proses pengelolan sampah tanpa diimbangi dengan kesadaran masyarakat tentu akan sangat sulit. Hal ini dibuktikan dengan studi pada tahun 2015 oleh McKinsey yang mengatakan bahwa pemicu dari kebocoran sampah plastik adalah tidak terpungutnya sampah plastik yang berserakan yang memiliki nilai jual yang kecil. Contoh, pelastik makan, plastik kresek, plastik sabun cuci dan sebagainya. Banyak yang masyarakat tidak peduli dengan hal itu dan bahkan ada yang sengaja membuang sampah dari jendela mobil.


Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Informasi%20Lingkungan][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done